akumulasi Bitcoin BlackRock capai 10.000 BTC
akumulasi Bitcoin BlackRock capai 10.000 BTC

Aksi akumulasi Bitcoin BlackRock dalam sepekan terakhir mengejutkan komunitas crypto global. Melalui produk ETF Bitcoin-nya yang bernama iShares Bitcoin Trust (IBIT), raksasa keuangan asal Amerika Serikat ini telah membeli lebih dari 10.000 BTC hanya dalam kurun waktu lima hari. Langkah agresif ini mengindikasikan keyakinan institusional yang semakin kuat terhadap prospek jangka panjang aset digital utama ini.

Proses akumulasi Bitcoin BlackRock dimulai pada Senin, 9 Juni 2025, dengan pembelian sebesar 1.113 BTC. Namun, pada hari berikutnya, pembelian melonjak drastis menjadi 3.067 BTC. Tren ini terus berlanjut sepanjang minggu, dengan 1.204 BTC dibeli pada Rabu, 2.680 BTC pada Kamis, dan kembali meningkat menjadi 2.270 BTC di hari Jumat. Total pembelian selama lima hari ini melampaui 10.000 BTC, jumlah yang luar biasa untuk sebuah institusi tunggal.

Melebihi Pasokan Harian Bitcoin

Yang membuat fenomena ini makin mencengangkan adalah kenyataan bahwa jumlah Bitcoin yang ditambang setiap hari hanya sekitar 450 BTC. Artinya, akumulasi Bitcoin BlackRock dalam sepekan telah menyerap pasokan lebih dari 22 hari produksi. Ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan ini berpotensi memicu tekanan suplai yang signifikan di pasar.

Dalam jangka panjang, tekanan suplai seperti ini bisa menjadi pemicu utama lonjakan harga Bitcoin. Banyak analis percaya bahwa jika akumulasi Bitcoin BlackRock terus berlanjut, bukan tidak mungkin harga BTC kembali mencetak rekor baru dalam beberapa bulan ke depan. Situasi ini juga menjadi indikator jelas bahwa investor institusional memandang Bitcoin sebagai aset lindung nilai jangka panjang yang semakin terpercaya.

Permintaan Institusional Kian Menguat

Fenomena ini menegaskan tren yang telah diamati sejak beberapa tahun terakhir: meningkatnya permintaan institusional terhadap Bitcoin. Setelah kehadiran ETF spot Bitcoin yang disetujui oleh SEC AS, semakin banyak lembaga keuangan besar mulai memasukkan BTC ke dalam portofolio mereka. BlackRock, sebagai salah satu pengelola aset terbesar di dunia, kini menjadi pelaku dominan dalam skema akumulasi ini.

Menurut laporan dari Bloomberg, dana kelolaan IBIT saat ini telah melampaui miliaran dolar, menjadikannya salah satu ETF crypto dengan performa terbaik dalam sejarah pasar keuangan. Kepercayaan pasar terhadap IBIT menunjukkan bahwa ekspektasi terhadap performa Bitcoin dalam jangka menengah hingga panjang tetap solid.

Potensi Efek Domino di Pasar

Akumulasi Bitcoin BlackRock juga berpotensi menciptakan efek domino di kalangan institusi lainnya. Perusahaan investasi besar seperti Fidelity, Ark Invest, dan Grayscale kemungkinan akan mengikuti strategi serupa demi mempertahankan pangsa pasar. Jika beberapa institusi besar mulai membeli dalam skala besar, maka tekanan terhadap suplai bisa menjadi sangat ekstrem.

Investor ritel pun mulai memperhatikan gerakan-gerakan institusional ini. Banyak yang menganggap pembelian besar-besaran seperti ini sebagai sinyal untuk mulai masuk kembali ke pasar, terutama setelah periode koreksi yang cukup dalam pada awal tahun. Dengan momentum seperti ini, pergerakan harga Bitcoin bisa menjadi sangat volatil namun dengan tren yang mengarah ke atas.

Tanggapan Komunitas Crypto

Di media sosial, akumulasi Bitcoin BlackRock menjadi topik panas. Banyak yang memuji langkah berani perusahaan tersebut, namun ada pula yang khawatir jika terlalu banyak Bitcoin terkonsentrasi di tangan institusi. Kekhawatiran ini terkait dengan potensi manipulasi pasar atau dominasi pengaruh terhadap harga melalui volume besar.

Namun, sebagian besar pelaku pasar melihatnya sebagai validasi terhadap status Bitcoin sebagai aset kelas atas. Ketika institusi sebesar BlackRock menaruh dana dalam jumlah besar, persepsi publik terhadap keabsahan dan stabilitas Bitcoin cenderung meningkat.

Penutup: Langkah Strategis BlackRock dan Masa Depan Bitcoin

Aksi akumulasi Bitcoin BlackRock mencerminkan perubahan besar dalam lanskap keuangan global. Tidak lagi dianggap sebagai aset spekulatif belaka, Bitcoin kini memasuki fase baru sebagai bagian dari portofolio institusional jangka panjang. Langkah ini bukan hanya berdampak pada dinamika pasar saat ini, tetapi juga membuka jalan bagi legitimasi yang lebih luas terhadap crypto di dunia keuangan tradisional.

Sebagai referensi tambahan, Wikipedia menjelaskan bahwa Bitcoin adalah mata uang kripto terdesentralisasi pertama yang diciptakan pada 2009 oleh Satoshi Nakamoto. Seiring waktu, fungsinya berkembang dari alat tukar menjadi aset penyimpan nilai, bahkan disebut sebagai emas digital.

Jika tren akumulasi Bitcoin BlackRock terus berlanjut dan diikuti oleh institusi lainnya, maka potensi kenaikan harga dan adopsi massal akan semakin besar. Investor individu maupun institusional kini punya alasan kuat untuk mulai melihat Bitcoin tidak hanya sebagai aset alternatif, tetapi sebagai bagian inti dari strategi investasi jangka panjang mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *