Bitcoin Turun Jelang Rilis PPI Mengejutkan
Bitcoin Turun Jelang Rilis PPI Mengejutkan

Harga Bitcoin Terkoreksi ke US$107 Ribu Setelah Aksi Ambil Untung

Bitcoin Turun Jelang Rilis PPI Mengejutkan menjadi perhatian utama para pelaku pasar aset digital pekan ini. Setelah menyentuh level psikologis US$110.000, harga Bitcoin (BTC) terkoreksi 1,6% menjadi US$107.758 pada Selasa (11/06) pagi. Aksi ambil untung oleh investor menjadi faktor utama penurunan ini, disertai menurunnya sentimen pasar menjelang perilisan data inflasi penting dari Amerika Serikat.

Bitcoin Turun Jelang Rilis PPI

Penurunan ini juga tercermin dari turunnya indeks Fear & Greed dari 65 ke 61, menandakan munculnya ketidakpastian di kalangan trader crypto yang saat ini lebih bersikap wait and see. Fokus utama saat ini tertuju pada data Producer Price Index (PPI) yang akan segera dirilis pemerintah AS.

Apa Itu PPI dan Kenapa Penting untuk Bitcoin?

PPI mengukur perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen. Jika angka PPI lebih tinggi dari ekspektasi, hal ini dapat mengindikasikan peningkatan inflasi yang pada akhirnya mendorong Federal Reserve untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga.

Dampaknya terhadap Bitcoin bisa signifikan. Sejarah menunjukkan bahwa kebijakan moneter ketat seperti kenaikan suku bunga sering kali menjadi tekanan bagi aset spekulatif, termasuk cryptocurrency. Maka tidak mengherankan jika Bitcoin Turun Jelang Rilis PPI Mengejutkan menjadi refleksi kekhawatiran akan pengetatan likuiditas pasar.

Arus ETF dan Dampaknya ke Sentimen

Penurunan harga Bitcoin ini juga sejalan dengan meredanya momentum exchange-traded funds (ETF) Bitcoin spot di AS. Data terbaru menunjukkan bahwa arus masuk bersih ETF sejak 5 Juni hanya mencapai US$164,6 juta — jauh menurun dari rata-rata mingguan US$1 miliar selama bulan sebelumnya.

Ini menunjukkan bahwa minat institusional terhadap Bitcoin mengalami perlambatan, setidaknya sementara, seiring meningkatnya kewaspadaan investor terhadap kondisi makroekonomi. Banyak yang menunggu data PPI untuk memutuskan langkah selanjutnya.

Efek Domino dari GameStop

Sinyal risiko makin terasa ketika saham GameStop (GME) anjlok 11,7% setelah perusahaan mengumumkan penawaran obligasi konversi senilai US$1,75 miliar. Penurunan saham GameStop ini memicu sentimen penghindaran risiko di seluruh sektor aset spekulatif, termasuk crypto.

Bitcoin Turun Jelang Rilis PPI

Korelasi antara pergerakan saham spekulatif dan Bitcoin tidak bisa diabaikan. Ketika investor mulai menjauh dari aset berisiko, likuiditas di pasar crypto pun ikut menyusut, menambah tekanan terhadap harga Bitcoin.

Inflasi dan Suku Bunga: Pemicu Naik atau Turun?

Jika PPI dirilis di atas ekspektasi pasar, maka kemungkinan kenaikan suku bunga oleh The Fed kembali muncul ke permukaan. Hal ini biasanya berdampak negatif pada Bitcoin karena imbal hasil obligasi menjadi lebih menarik dibanding aset yang tidak menghasilkan bunga seperti BTC.

Sebaliknya, jika PPI lebih rendah dari perkiraan — misalnya berada di kisaran 2,3% hingga 2,4% — tekanan pada The Fed untuk menaikkan suku bunga dapat mereda. Ini bisa menjadi angin segar bagi pasar crypto dan mendorong harga Bitcoin naik kembali.

Perbandingan dengan CPI dan Respons Pasar Sebelumnya

Situasi saat ini mirip dengan respons pasar saat data CPI (Consumer Price Index) dirilis awal tahun ini. Kala itu, inflasi yang melambat menyebabkan reli jangka pendek Bitcoin ke atas US$95.000 sebelum kembali stabil. Pasar saat ini menanti apakah efek serupa akan terjadi jika PPI juga memberikan sinyal moderat terhadap tekanan harga. Bitcoin Turun Jelang Rilis PPI

Analis dari Bloomberg menyebut bahwa pasar crypto sangat sensitif terhadap data ekonomi makro. “Bitcoin Turun Jelang Rilis PPI Mengejutkan mencerminkan pola perilaku investor jangka pendek yang responsif terhadap setiap sinyal arah kebijakan moneter,” ujar seorang analis senior.

Sentimen Pasar dan Prediksi Jangka Pendek

Untuk jangka pendek, pasar crypto diprediksi akan tetap volatil hingga ada kejelasan dari data inflasi. Jika PPI mengejutkan pasar dengan angka tinggi, bisa jadi Bitcoin menguji level support di bawah US$105.000. Namun jika data cenderung moderat atau menurun, potensi rebound menuju US$110.000 terbuka kembali.

Trader disarankan tetap waspada dan memperhatikan sinyal makro dari PPI serta perkembangan pasar ETF, karena keduanya menjadi penentu arah jangka pendek Bitcoin.

Kesimpulan: Menunggu Dengan Cemas

Bitcoin Turun Jelang Rilis PPI Mengejutkan memperlihatkan bagaimana harga aset kripto sangat dipengaruhi oleh faktor makroekonomi. Dalam iklim ketidakpastian saat ini, pelaku pasar menanti rilis data inflasi produsen sebagai sinyal penting berikutnya. Apakah Bitcoin akan kembali reli seperti pasca-CPI, atau justru menembus support baru — semua tergantung angka yang akan keluar dari laporan PPI kali ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *