Cara negara akuisisi Bitcoin nasional strategis
Berbagai cara negara mengakuisisi Bitcoin sebagai cadangan nasional yang mungkin bisa diadopsi Indonesia.

Usulan Akuisisi Bitcoin oleh Indonesia Mulai Jadi Sorotan

Wacana cara negara akuisisi Bitcoin nasional strategis menjadi pembicaraan hangat di Indonesia setelah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diusulkan mengakuisisi Bitcoin sebagai bagian dari cadangan nasional. Langkah ini dinilai sebagai langkah progresif, namun tetap perlu mempertimbangkan prinsip kehati-hatian mengingat Bitcoin merupakan aset yang relatif baru dalam dunia pengelolaan keuangan negara.

Meski demikian, Indonesia bukanlah negara pertama yang mempertimbangkan langkah ini. Beberapa negara lain telah lebih dulu mengakuisisi Bitcoin untuk cadangan nasional mereka dengan berbagai pendekatan yang berbeda.

Bhutan: Menambang Bitcoin dengan Energi Ramah Lingkungan

Bhutan menjadi salah satu contoh unik dalam cara negara akuisisi Bitcoin nasional strategis. Negara kecil di Himalaya ini memanfaatkan kekayaan sumber daya airnya untuk menambang Bitcoin sejak 2021. Dengan memanfaatkan tenaga air, Bhutan menambang Bitcoin secara mandiri, sehingga mengurangi ketergantungan pada pasar terbuka.

Menurut laporan Bhutan Bitcoin Mining, Bhutan bahkan merahasiakan kegiatan penambangan ini selama beberapa waktu hingga akhirnya terungkap ke publik. Model ini bisa menjadi inspirasi bagi negara seperti Indonesia yang memiliki potensi energi terbarukan yang besar.

Melalui model penambangan sendiri, Bhutan mampu menambah cadangan Bitcoin tanpa harus berurusan dengan volatilitas harga pasar yang tinggi, sekaligus memanfaatkan sumber daya domestik yang berlimpah.

El Salvador: Akuisisi Bitcoin dengan Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA)

El Salvador menjadi negara paling terkenal dalam cara negara akuisisi Bitcoin nasional strategis, karena menjadi negara pertama yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah. Negara tersebut juga menerapkan strategi pembelian Bitcoin yang disiplin melalui metode Dollar-Cost Averaging (DCA).

Dengan pendekatan ini, pemerintah El Salvador membeli sekitar 1 Bitcoin per hari, terlepas dari harga pasar. Hingga kini, El Salvador telah mengakumulasi 6.174 BTC senilai sekitar US$644 juta.

Strategi ini memungkinkan negara untuk mengurangi risiko volatilitas dengan membagi pembelian ke dalam interval waktu yang konsisten. Menurut El Salvador Bitcoin Law – Wikipedia, langkah ini juga dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat dan menanamkan Bitcoin sebagai bagian dari budaya keuangan negara.

Amerika Serikat: Akuisisi Bitcoin dari Sitaan Kasus Kriminal

Amerika Serikat memiliki cara negara akuisisi Bitcoin nasional strategis yang berbeda dibandingkan Bhutan dan El Salvador. AS memperoleh Bitcoin bukan melalui pembelian atau penambangan, melainkan dari hasil sitaan berbagai kasus kriminal, salah satunya adalah kasus marketplace ilegal Silk Road.

Berdasarkan data dari US Government Bitcoin Seizures, saat ini AS menjadi negara dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia, bahkan mengungguli China. Pemerintah AS menyita Bitcoin dari berbagai proses hukum dan pelelangan.

Cara ini menunjukkan bahwa selain pembelian langsung atau penambangan, negara juga bisa menambah cadangan Bitcoin melalui tindakan hukum dan penyitaan.

Model Mana yang Bisa Diadopsi Indonesia?

Melihat berbagai model cara negara akuisisi Bitcoin nasional strategis, Indonesia memiliki beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan. Pertama, meniru Bhutan dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan di Indonesia, seperti geothermal, air, atau tenaga surya untuk menambang Bitcoin secara domestik.

Kedua, meniru model El Salvador dengan menerapkan metode Dollar-Cost Averaging yang disiplin, sehingga Indonesia bisa membangun cadangan Bitcoin tanpa harus khawatir membeli di puncak harga.

Ketiga, Indonesia bisa meninjau kemungkinan menambah cadangan Bitcoin melalui sitaan dari kasus-kasus kejahatan siber atau kejahatan keuangan yang melibatkan aset crypto.

Namun apapun model yang dipilih, cara negara akuisisi Bitcoin nasional strategis tetap harus mempertimbangkan aspek regulasi, risiko, dan kesiapan infrastruktur domestik. Pemerintah harus memastikan bahwa langkah ini tidak membahayakan stabilitas keuangan negara.

Prinsip Kehati-hatian Tetap Jadi Kunci

Walaupun cara negara akuisisi Bitcoin nasional strategis menawarkan peluang besar untuk diversifikasi cadangan negara, pengamat ekonomi mengingatkan bahwa Bitcoin masih tergolong aset yang berisiko tinggi dan sangat volatile.

Pemerintah Indonesia disarankan untuk mengadopsi prinsip kehati-hatian yang kuat, serta melibatkan berbagai pihak seperti Bank Indonesia, OJK, dan akademisi dalam merancang roadmap yang terukur untuk adopsi Bitcoin di level nasional.

Penutup: Cara Negara Akuisisi Bitcoin Nasional Strategis Bisa Jadi Referensi bagi Indonesia

Langkah cara negara akuisisi Bitcoin nasional strategis yang telah dilakukan Bhutan, El Salvador, dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa ada berbagai pendekatan yang bisa diadopsi Indonesia. Dengan kombinasi strategi yang tepat, Indonesia bisa mengambil peluang untuk masuk dalam era keuangan digital global tanpa melupakan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan aset negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *