
Lonjakan Harga Bitcoin Sentuh US$100 Ribu, Pasar Terguncang
Likuidasi crypto hampir US$1 miliar terjadi hanya dalam waktu satu malam, menyusul lonjakan mendadak harga Bitcoin (BTC) sebesar 5% yang mendorongnya menembus level psikologis US$100 ribu pada Kamis malam (08/05). Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa total likuidasi mencapai US$953,86 juta, menjadikannya salah satu momen paling menggemparkan di pasar kripto sepanjang tahun 2025.
Menariknya, sebagian besar dari kerugian ini dialami oleh para trader yang mengambil posisi short. Mereka yang sebelumnya bertaruh bahwa harga kripto akan turun, justru tersapu gelombang bullish tak terduga ini. Fenomena likuidasi crypto hampir US$1 miliar ini langsung menggemparkan komunitas karena terjadi di luar ekspektasi teknikal mayoritas analis.
Table of Contents
Trader Short Jadi Korban Terbesar
Lebih dari 85% total kerugian dalam likuidasi besar-besaran ini berasal dari posisi short, dengan nilai mencapai US$815,86 juta. Sementara itu, posisi long mengalami likuidasi senilai US$138 juta. Data ini menunjukkan betapa besar ekspektasi pasar akan koreksi harga, yang justru dibalik oleh lonjakan tiba-tiba BTC.
Fenomena ini membuat likuidasi crypto hampir US$1 miliar bukan hanya soal angka, tapi juga mencerminkan psikologi pasar yang masih sangat rentan terhadap kejutan harga Bitcoin.
Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa sekitar 199.366 trader mengalami likuidasi selama periode tersebut. Jumlah yang begitu besar ini memperkuat sinyal bahwa ketergantungan pada strategi leverage tetap tinggi, meski pasar menunjukkan volatilitas ekstrem.
Bitcoin dan Ethereum Jadi Penyumbang Terbesar
Bitcoin tetap menjadi pusat perhatian dalam peristiwa ini, dengan nilai likuidasi tertinggi mencapai US$391,68 juta. Disusul oleh Ethereum (ETH), yang mengalami likuidasi senilai US$311,61 juta. Aset kripto lain yang juga terdampak meliputi altcoin seperti SOL, XRP, dan ADA, yang secara kolektif menyumbang sekitar US$49,41 juta dalam likuidasi.
Kondisi ini menunjukkan bahwa dua aset utama—BTC dan ETH—masih mendominasi volume dan risiko perdagangan derivatif di pasar kripto.
Para analis menyebutkan bahwa kejadian ini kembali menyoroti pentingnya manajemen risiko, terutama dalam penggunaan leverage tinggi di pasar yang sangat sensitif terhadap berita dan spekulasi.
Bursa Kripto Terbesar Jadi Titik Konsentrasi Likuidasi
Beberapa exchange kripto mencatat angka likuidasi yang sangat besar. Bursa ByBit menyumbang likuidasi tertinggi dengan total US$313,65 juta, diikuti oleh Binance sebesar US$214,33 juta, dan Gate.io dengan US$177,87 juta. Ketiganya menyumbang lebih dari 70% dari total nilai likuidasi secara global.
Likuidasi crypto hampir US$1 miliar ini juga menjadi cermin betapa besar volume leverage yang ditawarkan oleh platform-platform tersebut. Hal ini menimbulkan perdebatan baru di kalangan komunitas terkait perlu tidaknya batasan leverage yang lebih ketat dari regulator.
Beberapa pakar bahkan menyuarakan bahwa kejadian seperti ini seharusnya menjadi peringatan bagi trader retail yang seringkali tidak menyadari risiko dari margin trading. Perlu dicatat, ini bukan pertama kalinya likuidasi crypto hampir US$1 miliar terjadi, tetapi skalanya kali ini jauh lebih besar dan merata di banyak exchange besar.
Korelasi Volatilitas dan Psikologi Pasar
Kejadian ini menjadi bahan analisis mendalam bagi pengamat pasar. Banyak yang mengaitkan lonjakan harga Bitcoin secara tiba-tiba dengan beberapa faktor teknikal dan sentimen positif global terhadap adopsi BTC oleh institusi besar.
Namun, sebagian besar pengamat sepakat bahwa efek terbesar dari lonjakan harga adalah pada likuidasi crypto hampir US$1 miliar yang mengguncang strategi short secara masif. Sebuah studi dari CryptoQuant menyebutkan bahwa volume order pendek telah melonjak tajam dalam beberapa hari sebelum peristiwa ini terjadi, yang memperbesar risiko likuidasi beruntun.
“Short squeeze seperti ini adalah skenario klasik yang bisa memicu kepanikan pasar dua arah. Mereka yang terbakar hari ini bisa menjadi pelaku panic buying esok hari,” ujar analis dari Coingape.
Reaksi Komunitas dan Dampak Ke Depan
Komunitas kripto global bereaksi cepat atas kejadian ini. Banyak trader di forum seperti Reddit dan Twitter membagikan tangkapan layar posisi mereka yang dilikuidasi, dengan beberapa menyatakan kehilangan dana hingga puluhan ribu dolar.
Namun, di sisi lain, ada juga trader yang menganggap peristiwa ini sebagai pembelajaran penting dalam manajemen risiko. Mereka menyarankan agar penggunaan leverage sebaiknya dibatasi hanya untuk trader yang benar-benar memahami pergerakan pasar dan mampu mengelola kerugian.
Dalam diskusi komunitas, tagar seperti #CryptoWipeout, #BTC100K, dan #ShortSqueeze2025 sempat trending, menandakan besarnya pengaruh peristiwa ini terhadap ekosistem kripto global.
Evaluasi Regulator dan Masa Depan Market Leverage
Dalam menanggapi peristiwa likuidasi crypto hampir US$1 miliar, beberapa regulator keuangan mulai mempertimbangkan evaluasi ulang atas batas leverage yang diperbolehkan di pasar derivatif kripto. SEC dan CFTC di AS dikabarkan tengah mengkaji apakah fluktuasi besar seperti ini dapat dianggap sebagai risiko sistemik yang perlu intervensi kebijakan.
Di beberapa negara Asia seperti Korea Selatan dan Jepang, diskusi mengenai pembatasan leverage maksimal pada exchange juga semakin menguat. Analis menilai bahwa fluktuasi ekstrem akibat likuidasi crypto hampir US$1 miliar adalah refleksi dari kurangnya mekanisme proteksi yang melindungi trader ritel.
Meski demikian, sebagian pelaku industri menilai peristiwa ini adalah bagian alami dari ekosistem kripto yang sedang matang. Mereka melihat bahwa dengan edukasi yang lebih baik, risiko dapat diminimalkan tanpa perlu regulasi yang membatasi inovasi. Banyak pihak menilai bahwa likuidasi crypto hampir US$1 miliar dapat menjadi titik balik yang mendorong revisi struktur leverage secara global.
Penutup: Momentum yang Perlu Dievaluasi
Peristiwa likuidasi crypto hampir US$1 miliar kali ini menjadi pengingat keras bahwa pasar kripto bukan hanya menjanjikan potensi keuntungan besar, tapi juga risiko kehilangan modal dalam hitungan menit. Terutama dalam kondisi yang tidak terduga, lonjakan harga bisa menjadi pisau bermata dua bagi trader dengan posisi agresif.
Dari sisi analisis makro, momentum ini menegaskan bahwa struktur pasar kripto saat ini masih sangat dipengaruhi oleh perilaku spekulatif jangka pendek, dengan volume leverage tinggi yang bisa mengakibatkan efek domino. Ke depan, baik investor ritel maupun institusi perlu lebih cermat dalam membaca sentimen dan tren sebelum mengambil keputusan besar.
Dengan demikian, memahami dinamika pasar, menjaga manajemen risiko, dan tidak terlalu bergantung pada ekspektasi jangka pendek akan menjadi kunci agar tetap bertahan dan bertumbuh di dunia kripto yang penuh kejutan.