
Pakar Blockchain Sebut Satoshi Nakamoto Bukan AI Masa Depan
Pakar Blockchain Bantah Satoshi Nakamoto AI – Perdebatan mengenai asal-usul Satoshi Nakamoto, pencipta misterius Bitcoin (BTC), kembali menggemparkan komunitas crypto global setelah eks-CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ), menyatakan bahwa Satoshi Nakamoto kemungkinan adalah kecerdasan buatan (AI) dari masa depan.
Namun, klaim ini langsung dibantah keras oleh Shanaka Anslem Perera, seorang pakar blockchain terkemuka asal Sri Lanka. Dalam unggahan terbarunya di X pada Selasa (13/05), Perera dengan tegas menyebut bahwa semua bukti yang ada hingga saat ini menunjukkan bahwa Satoshi Nakamoto adalah manusia, bukan entitas AI canggih dari masa depan.
Menurut Perera, ide pakar blockchain bantah Satoshi Nakamoto AI menggemparkan karena memberikan perspektif yang lebih logis dan didukung bukti empiris. Ia menilai jejak digital, dokumen, dan pola komunikasi Nakamoto menunjukkan ciri khas manusia biasa yang berdedikasi, bukannya hasil karya AI super canggih.
Table of Contents
Bukti yang Diperlihatkan Perera: Satoshi Adalah Evolusi Pemikiran Manusia
Dalam analisanya, pakar blockchain bantah Satoshi Nakamoto AI menggemparkan dengan mengungkapkan bahwa penciptaan Bitcoin adalah hasil dari penggabungan berbagai riset yang sudah ada sebelumnya. Perera menyebut Bitcoin mengadopsi konsep Bit Gold, B-money, Hashcash, dan EC-dsa, yang merupakan fondasi teknologi dan teori ekonomi manusia pada era 2000-an.
Menurut Perera, Bitcoin adalah produk evolusi pemikiran manusia dalam mencari solusi atas masalah double spending dan desentralisasi keuangan, bukan terobosan yang melampaui kemampuan teknologi 2008 yang masih terbatas dalam AI.
“Ini merupakan hasil evolusi dari pemikiran manusia, bukan AI canggih dari masa depan,” ujar Perera, yang menyebutkan bahwa Bitcoin Whitepaper yang ditulis oleh Nakamoto sangat konsisten dengan konteks dan isu ekonomi pada masa itu, seperti krisis keuangan global 2008, yang dapat diakses melalui Bitcoin Whitepaper.
Ciri Khas Manusia dalam Jejak Digital Satoshi
Pakar blockchain bantah Satoshi Nakamoto AI menggemparkan juga memuat observasi menarik mengenai kebiasaan Nakamoto yang sangat manusiawi. Perera menunjukkan fakta bahwa Satoshi sering melakukan kesalahan ketik, mencampurkan ejaan Inggris dan Amerika, serta pola waktu unggahan yang konsisten dengan waktu sore hari di Inggris.
“Semua ini lebih mirip seorang coder yang lelah di depan layar, bukan AI yang bekerja tanpa cela,” tambah Perera dalam analisanya yang diunggah di X.
Data yang dipaparkan Perera menunjukkan bahwa aktivitas Nakamoto mengikuti pola waktu manusia normal, tanpa tanda-tanda aktivitas otomatis atau algoritmik yang menjadi ciri khas AI. Hal ini memperkuat klaim pakar blockchain bantah Satoshi Nakamoto AI menggemparkan sebagai jawaban logis terhadap teori kontroversial CZ.
Teknologi 2008 Belum Memungkinkan AI Sebegitu Canggih
Perera juga menambahkan bahwa pada tahun 2008, teknologi kecerdasan buatan belum cukup canggih untuk secara diam-diam mengembangkan sistem kompleks seperti Bitcoin. AI pada masa itu masih dalam tahap penelitian awal, jauh dari kapabilitas untuk merancang dan menjalankan blockchain secara global.
Lebih jauh, pakar blockchain bantah Satoshi Nakamoto AI menggemparkan dengan menyoroti bahwa ide dalam whitepaper Bitcoin sangat terkait erat dengan perdebatan ekonomi saat itu, bukan visi futuristik yang mendahului zamannya.
“Jika ini adalah AI dari masa depan, maka logika dan framing whitepaper Bitcoin akan jauh melampaui konteks zaman. Namun, kenyataannya, semua konsepnya sangat relevan dengan perdebatan dan tantangan ekonomi 2008,” tegas Perera.
Perdebatan Panas di Komunitas Crypto
Klaim pakar blockchain bantah Satoshi Nakamoto AI menggemparkan juga memicu diskusi hangat di komunitas crypto. Banyak pengamat menilai bahwa pernyataan CZ lebih bersifat metafora atau provokasi intelektual untuk memancing diskusi, bukan klaim ilmiah yang didukung bukti empiris.
Namun, bagi Perera dan komunitas yang mendukung teori Satoshi sebagai manusia, pernyataan CZ dianggap misleading dan berisiko menyesatkan publik yang masih awam dengan sejarah dan fondasi teknis Bitcoin.
Menurut data dari Bitcoin – Wikipedia, Bitcoin didesain sebagai respons langsung terhadap kegagalan sistem keuangan konvensional, yang menunjukkan adanya motivasi manusiawi di balik penciptaannya.
Penutup: Pakar Blockchain Bantah Satoshi Nakamoto AI Menggemparkan, Klarifikasi yang Menenangkan Pasar
Fenomena pakar blockchain bantah Satoshi Nakamoto AI menggemparkan menjadi momen penting yang menegaskan bahwa hingga saat ini, semua bukti empiris masih mendukung teori bahwa Satoshi Nakamoto adalah manusia, bukan AI masa depan.
Klarifikasi ini juga membantu menenangkan komunitas crypto yang sempat bingung oleh pernyataan CZ yang provokatif. Dengan bukti historis, teknis, dan konteks sosial yang relevan, perdebatan ini mengingatkan kembali bahwa Bitcoin adalah karya manusia, lahir dari keinginan untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih adil, transparan, dan terdesentralisasi.