Stablecoin Tambah US$2 Triliun Obligasi AS
Stablecoin Tambah US$2 Triliun Obligasi AS

Menteri Keuangan AS Optimistis Stablecoin Dukung Pasar T-Bills

Stablecoin Tambah US$2 Triliun Obligasi AS menjadi sorotan utama dalam wawancara terbaru Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, bersama Bloomberg TV. Dalam pernyataannya, Bessent menyampaikan bahwa stablecoin berbasis dolar AS memiliki potensi besar untuk memperluas pasar obligasi pemerintah secara signifikan.

“Yang ingin kami lakukan adalah menerapkan standar regulasi AS yang ketat dan standar anti pencucian uang atau AML, kami akan fokus pada aset digital, terutama stablecoin,” kata Bessent.

Menurutnya, pasar stablecoin tidak hanya penting bagi inovasi sistem keuangan digital, tetapi juga dapat memperkuat infrastruktur fiskal AS. Ia menegaskan bahwa penerbit stablecoin berpotensi menjadi pemegang utama obligasi AS (T-Bills) dalam jumlah besar.

Proyeksi US$2 Triliun: Skenario Optimistis Regulator

Lebih lanjut, Bessent menyebut bahwa berdasarkan prediksi internal, penerbit stablecoin dapat menyerap hingga US$2 triliun surat utang negara dalam jangka menengah. Jumlah ini setara dengan sekitar 7–8% total pasar obligasi pemerintah AS yang beredar saat ini.

Angka ini tidak hanya besar secara nominal, tetapi juga memiliki implikasi strategis. Jika terealisasi, maka Stablecoin Tambah US$2 Triliun Obligasi AS akan menjadikan sektor stablecoin sebagai salah satu tulang punggung pembiayaan fiskal modern di AS.

Stablecoin Tambah US$2 Triliun Obligasi AS

“Kita harus melihat stablecoin sebagai bentuk evolusi dari uang digital yang bisa memperkuat posisi dolar AS di era digital global,” tambahnya.

Bessent menekankan bahwa regulasi yang mendukung pertumbuhan ini sangat penting agar potensi ekonomi tidak terganggu oleh risiko sistemik atau pelanggaran keuangan lintas negara.

Genius Act Jadi Penentu Arah Kebijakan Stablecoin

Untuk merealisasikan potensi tersebut, AS kini menunggu pengesahan Rancangan Undang-Undang Genius Act. RUU ini disusun untuk memberikan kerangka hukum yang jelas bagi penerbit stablecoin, terutama dalam hal cadangan, transparansi, dan kepatuhan terhadap aturan AML dan KYC.

Jika Genius Act disetujui, maka AS akan menjadi salah satu negara dengan regulasi paling progresif terkait stablecoin di dunia. Langkah ini akan menarik penerbit global untuk mendaftar di bawah hukum AS dan membeli T-Bills sebagai bagian dari jaminan dana. Stablecoin Tambah US$2 Triliun Obligasi AS

Kondisi ini akan mempercepat skenario di mana Stablecoin Tambah US$2 Triliun Obligasi AS, sekaligus mendongkrak permintaan atas aset negara yang dianggap paling aman di dunia.

Implikasi Geopolitik: Dolar Digital Kian Dominan

Implikasi dari ekspansi stablecoin ini tak hanya ekonomi, tetapi juga geopolitik. Dengan stablecoin yang sepenuhnya didukung oleh dolar dan berbasis sistem keuangan AS, dominasi greenback akan semakin kuat dalam transaksi internasional, bahkan di wilayah yang tidak secara langsung terjangkau oleh lembaga keuangan AS.

Menurut pakar dari Bloomberg Macro Strategy, kondisi ini menciptakan sistem keuangan global paralel yang tetap berpusat pada dolar namun dengan pendekatan desentralisasi. Ini artinya, AS bisa mempertahankan pengaruh moneternya bahkan saat dunia beralih ke sistem keuangan berbasis blockchain.

Dengan demikian, Stablecoin Tambah US$2 Triliun Obligasi AS juga merupakan strategi kebijakan luar negeri yang diam-diam memperluas kekuatan ekonomi AS di era digital.

Tantangan dan Dukungan terhadap Ekosistem Stablecoin

Meskipun potensinya besar, banyak pihak masih mencermati risiko dari pertumbuhan stablecoin yang terlalu cepat. Beberapa kekhawatiran mencakup potensi kegagalan penerbit, kurangnya jaminan transparan, dan risiko sistemik jika terjadi krisis likuiditas.

Namun Bessent menilai bahwa solusi terbaik bukan melarang, melainkan mengatur. Ia menegaskan bahwa pengawasan dan audit berkala wajib diterapkan pada seluruh entitas penerbit agar ekosistem tetap sehat dan terhindar dari manipulasi.

Stablecoin seperti USDC, USDT, dan yang baru dikembangkan oleh institusi keuangan konvensional seperti PayPal dan Circle menjadi fokus utama dari strategi regulasi ini. Mereka dinilai memiliki potensi untuk menjadi mitra keuangan pemerintah dalam menyerap obligasi secara masif.

Penutup: Era Baru Sinergi Keuangan Digital dan Fiskal

Dengan proyeksi Stablecoin Tambah US$2 Triliun Obligasi AS, pemerintah AS menunjukkan arah baru sinergi antara inovasi digital dan strategi fiskal konvensional. Jika semua berjalan sesuai skenario, maka keuangan negara akan mendapat suplai modal dari sektor yang sebelumnya dianggap sebagai ancaman sistemik.

Namun dengan pendekatan regulatif yang proaktif, stablecoin kini berubah menjadi instrumen kebijakan yang memperkuat posisi fiskal dan geopolitik Amerika Serikat. Dunia kini menyaksikan bagaimana aset digital tidak hanya berperan dalam pembayaran, tetapi juga dalam pembiayaan negara.

Dan satu hal pasti—era stablecoin bukan hanya tentang teknologi blockchain, tetapi juga tentang masa depan dominasi dolar di ranah global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *